Ibu hamil diketahui harus membatasi minuman bersoda karena kandungan gulanya yang tinggi. Nah, meski berkarbonasi, sparkling water tidak memiliki varian rasa atau rasanya tawar, sehingga dari sisi kandungan gula tambahannya tak perlu dikhawatirkan. Namun, masih banyak ibu hamil di luar sana yang bertanya-tanya apakah sparkling water aman dikonsumsi selama masa kehamilan. Ini karena belum tersedianya rekomendasi yang jelas, sehingga banyak membuat ibu hamil ragu.
Sparkling water adalah air yang berkarbonasi karena ditambahkan karbon dioksida. Penambahan karbon dioksida ini membuat sparkling water memiliki gelembung udara layaknya minuman soda. Sparkling water pun menghasilkan bunyi desis khas minuman soda.
Selain berupa air yang ditambahkan karbon dioksida, ada juga beberapa penambahan lainnya seperti pada sparkling water dengan rasa buah-buahan atau penambahan mineral yang tengah marak. Produk sparkling water semakin banyak dikonsumsi di dunia. Bahkan, dalam sebuah survei yang dilakukan oleh Kementerian Keamanan Pangan dan Obat di Korea, penjualan sparkling water pada tahun 2014 mengalami peningkatan hingga 100,63 persen dibandingkan setahun sebelumnya.
Meski kini konsumsinya tergolong tinggi dan umumnya bisa dengan mudah ditemukan di restoran menengah ke atas, masih tersisa kekhawatiran terhadap efek negatif sparkling water. Kekhawatiran terbesar dari konsumsi sparkling water adalah efeknya terhadap kesehatan gigi.
Efek sparkling water terhadap kesehatan gigi
Sparkling water yang beredar di pasaran memiliki kadar keasaman (pH) yang bervariasi (pH 4,18-5,87). Bahkan, beberapa produk memiliki level pH di bawah level kritis—di bawah 5,5—yang merupakan kadar keasaman yang mana kerusakan enamel gigi terjadi.
Erosi pada enamel gigi adalah kerusakan jaringan gigi akibat proses kimiawi yang terjadi, saat permukaan gigi terkena asam. Semakin tinggi konsumsi minuman asam, maka erosi enamel gigi akan semakin meningkat.
Penelitian oleh Ryu HK et al. yang dipublikasikan pada Januari 2018 di jurnal “Korean J Orthod” cukup memberikan titik terang. Penelitian ini melakukan uji coba terhadap efek air berkarbonasi (tanpa rasa) terhadap kondisi enamel gigi yang ditambal. Penelitian secara in vitro ini menggunakan air berkarbonasi dalam berbagai level karbonasi. Dari hasil penelitian ini, didapatkan bahwa sparkling water memiliki efek negatif terhadap enamel. Air berkarbonasi, dalam level karbonasi berapa pun, dapat mengakibatkan penurunan kekuatan gigi dan lepasnya material tambalan.
Kondisi gigi dan mulut ibu hamil vs sparkling water
Faktanya, kondisi bagian dalam mulut ibu hamil cenderung sudah pada keadaan lebih asam dibandingkan kondisi normal. Selama kehamilan, rongga mulut terekspos lebih banyak terhadap asam lambung, yang dapat mengerosi enamel gigi.
Pada trimester 1, hal ini disebabkan oleh morning sickness. Pada trimester akhir, keasaman mulut meningkat akibat melonggarnya sfingter esofagus (pembatas antara kerongkongan dan lambung). Tekanan besar dari rahim juga dapat menambah naiknya asam lambung.
Oleh sebab itu, ibu hamil secara normalnya sudah lebih rentan mengalami erosi enamel gigi. Apabila ibu hamil mengonsumsi sparkling water dengan pH yang cukup asam, tentunya risiko rusaknya gigi akan makin bertambah. Namun, jika ibu hamil memperhatikan sparkling water yang diminumnya memiliki pH yang normal atau tidak asam, maka konsumsinya terbilang aman tanpa mengancam kesehatan gigi ibu hamil.
Bila ibu hamil mampu menjaga kesehatan rongga mulutnya selama hamil, sebetulnya meminum sparkling water bukanlah suatu masalah. Manajemen yang dapat dilakukan adalah perubahan diet dan gaya hidup, termasuk bantuan dari obat antimuntah, antasida, atau keduanya sesuai arahan dokter. Berkumur dengan obat kumur yang mengandung fluoride juga dapat melindungi gigi yang mengalami erosi atau gigi sensitif.
Up untuk web ini sangat bagus dan membantu banget.
ReplyDelete