Sunday, 26 August 2018

Lakukan 5 Hal Ini untuk Mencegah Kekerasan Verbal pada Anak


Kekerasan verbal kepada anak adalah sesuatu yang tak bisa didiamkan begitu saja. Baik dilakukan oleh Anda sendiri selaku orang tua atau pihak lain, kekerasan pada anak dapat merusak masa depannya. Efeknya dapat merambat pada fisik maupun psikis.

“Kekerasan terhadap anak ialah melakukan sesuatu yang dapat mencelakai anak atau membuat anak berisiko terluka. Hal ini dapat dilakukan oleh orang dewasa maupun anak seusianya. Dapat berupa kekerasan fisik, seksual maupun emosi, menelantarkan anak juga merupakan salah satu bentuk kekerasan pada anak,” ujar dr. Anita Amalia Sari.

Kekerasan verbal khususnya, dapat menyerang kondisi mental anak. Tak jarang, hal itu berdampak pada tumbuh kembang anak secara psikologis, bahkan sampai dewasa nanti.

Dampak kekerasan verbal pada anak

Ketika orang disiksa secara fisik, mungkin dampaknya langsung terlihat. Namun berbeda pada kekerasan verbal. Saat anak mengadu bahwa dirinya diejek di lingkungan rumah atau sekolah, orang tua kerap menganggap hal tersebut hanyalah gurauan sesama anak saja.

Padahal, bercandaan tersebut bisa saja lebih dari sekadar melontarkan gurauan. Hal ini juga berlaku bagi Anda yang kerap melontarkan perkataan kasar pada anak. Secara detail, dr. Anita menjelaskan dampaknya sebagai berikut.

“Dampak psikologis pada anak yang mengalami kekerasan lebih besar dari dampak yang terjadi pada fisiknya. Anak dapat terkena depresi, menarik diri dari lingkungannya dan berpikir untuk bunuh diri atau melakukan tindakan berbahaya,” katanya.

Lebih lanjut, dr. Anita menjelaskan bahwa pada anak yang lebih dewasa, dampak kekerasan verbal dapat menyebabkan ketergantungan obat-obatan terlarang, alkohol, berpikir untuk kabur dari rumah dan melakukan kekerasan pada orang lain.

Bagi Anda para orang tua, kekerasan verbal pada anak bisa dalam bentuk komunikasi apapun, dan mungkin saja Anda tak menyadarinya. Hal tersebut meliputi :
  • Suara keras atau teriak
  • Nada suara yang melengking
  • Tatapan jengkel lewat mata
  • Ekspresi wajah yang terkesan meremehkan dan menghina
  • Durasi kemarahan yang panjang, misalnya ibu yang berteriak berjam-jam
  • Dicemooh dengan kata-kata yang buruk, seperti “manja,” “menyebalkan,” dan lain-lain
  • Pengabaian yang merupakan bentuk kekerasan paling buruk dari semua kekerasan verbal di atas
Tips mencegah kekerasan verbal pada anak

Tidak ada kata terlambat untuk mencegah kekerasan verbal terhadap anak. Dilansir dari Psychologytoday, ikuti cara berikut ini untuk melakukannya:

1. Mengajarkan pengelolaan emosi

Ketahuilah bahwa anak-anak membutuhkan cara yang tepat untuk mengelola perasaannya. Dengan pengelolaan emosi yang baik, semakin mudah bagi anak untuk menjadi tangguh dalam menghadapi tantangan hidup.

2. Mengajarkan makna emosi

Hal ini akan membantu Anda mengajari anak untuk berhasil mempelajari teknik pengelolaan emosi yang dirasakannya.

3. Tunjukkan sikap positif

Anda dapat memengaruhi buah hati dengan menunjukkan sikap baik, welas asih, dan rasa keingintahuan terhadap dunia mereka.

4. Jangan biarkan hubungan renggang

Ketika hubungan Anda dan anak sedang renggang, seperti yang sering terjadi selama konflik, cobalah untuk memperbaiki hubungan emosional dengan anak sesegera mungkin.

5. Biarkan anak jadi diri sendiri

Anda dapat membantu anak untuk merasa aman dan nyaman dengan membiarkan mereka menjadi diri sendiri. Namun sebagai orang tua, Anda juga berhak mendiskusikan kekhawatiran terkait aktivitas anak dan menggunakan peluang ini sebagai momen untuk mempererat hubungan.

“Kekerasan pada anak merupakan hal yang sangat serius karena dapat berpengaruh kepada perkembangan anak di masa depan. Oleh sebab itu, bila Anda menemukan atau mengetahui seorang anak yang mendapatkan kekerasan, baik dalam bentuk fisik, seksual maupun verbal, segeralah cari bantuan,” tutur dr. Anita.

Kekerasan verbal pada anak dapat mengganggu tahapan perkembangannya. Cegah hal tersebut dengan melakukan berbagai cara di atas. Jalin hubungan yang baik dengan buah hati Anda dan pastikan lingkungan si Kecil tidak mengganggu kesehatan mentalnya.

1 comment:

  1. Up untuk web ini sangat bagus dan membantu banget.

    ReplyDelete