Vitamin dianggap sebagai asupan penting yang diperlukan oleh tubuh guna menunjang kesehatan. Tanpa rutinitas konsumsi vitamin yang mumpuni, Anda menjadi rentan terserang penyakit karena lemahnya daya tahan tubuh. Namun, sederet mitos membuat orang menjadi salah kaprah dalam mengonsumsi vitamin.
Vitamin terdiri dari berbagai jenis dan memiliki manfaat yang berbeda-beda. Yang pasti, asupan vitamin sangat dianjurkan untuk mendapatkan tubuh yang sehat, kuat, dan tak mudah terserang penyakit.
Meski demikian, menurut dr. Resthie Rachmanta Putri, untuk mendapatkan vitamin yang dibutuhkan tubuh, Anda mesti pintar dan bijak dalam memilih asupan sehari-hari.
“Vitamin dan mineral tak bisa dibuat oleh tubuh, sehingga harus dicukupi melalui asupan makanan atau suplemen vitamin. Jadi, lebih jelilah dalam memilih makanan yang akan dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan vitamin tersebut,” ujar dr. Resthie.
Sayangnya, hingga kini masih banyak masyarakat yang salah kaprah dalam memandang vitamin. Tak heran jika muncul mitos tentang vitamin, yang sebenarnya tak perlu Anda percaya:
1. Vitamin C ampuh melawan flu
Pada 2013, para peneliti menganalisis lebih dari 11.000 subjek untuk sampai pada kesimpulan yang mengecewakan bahwa vitamin C tidak menangkal pilek. Meski demikian, hal ini berlaku bagi pelari maraton, pemain ski, dan tentara yang melakukan latihan fisik setiap hari.
Asupan nutrisi yang baik mungkin membantu Anda sembuh dari pilek sehari lebih cepat. Tetapi, mengonsumsi vitamin C setelah gejala flu muncul rupanya tidak menghasilkan efek meredakan flu.
2. Konsumsi vitamin dapat mencegah penyakit jantung
Pada satu titik, para peneliti berharap vitamin B, C, E, dan beta-karoten dapat mencegah penyakit jantung dengan mengurangi penumpukan plak yang menyumbat dinding arteri. Sayangnya, tidak satu pun dari harapan tersebut yang benar.
Sebuah penelitian menyimpulkan bahwa vitamin apa pun tidak dapat mengurangi risiko stroke atau kematian akibat penyakit jantung. Studi ini juga meneliti delapan studi beta-karoten dan menemukan bahwa, alih-alih mencegah penyakit jantung, suplemen tersebut justru meningkatkan risiko kematian.
American Heart Association merekomendasikan Anda untuk mengonsumsi makanan yang bervariasi, kaya buah, sayuran, dan biji-bijian.
3. Vitamin mampu melindungi tubuh dari kanker
Para peneliti paham bahwa molekul tidak stabil yang disebut radikal bebas dapat merusak DNA sel Anda dan meningkatkan risiko kanker. Mereka juga tahu bahwa antioksidan dapat menstabilkan radikal bebas. Jadi, mengapa tidak mengonsumsi vitamin sebagai antioksidan tambahan untuk melindungi diri Anda dari kanker?
Penelitian sejauh ini menunjukkan tidak ada manfaat dari suplemen yang mengandung vitamin untuk menangkal kanker. Sebab, sejumlah penelitian telah mencoba dan gagal menemukan manfaatnya secara langsung untuk melindungi tubuh dari penyakit kanker.
4. Vitamin B bisa bikin cepat hamil
Mitos ini sudah jelas tak benar. Sebab, asupan vitamin B sebenarnya direkomendasikan untuk ibu hamil.
Seorang wanita hamil yang mendapat vitamin B dalam jumlah mumpuni, lebih kecil kemungkinannya memiliki bayi dengan cacat lahir. Itulah sebabnya ibu hamil harus tetap mengonsumsi multivitamin.
Meski demikian, cara lain yang bisa dilakukan untuk mengupayakan bayi lahir dengan sehat adalah mengisi tubuh dengan asupan asam folat. Lembaga Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyarankan agar Anda mengonsumsi biji-bijian guna memenuhi kebutuhan asam folat.
Berbagai mitos di atas mungkin juga pernah Anda dengar. Kini, Anda telah mengetahui kebenarannya. Jadi, jangan asal konsumsi suplemen vitamin, ya. Lebih baik, penuhi kebutuhan vitamin harian Anda dengan mengonsumsi berbagai makanan sehat dan bergizi imbang. Terapkan pula gaya hidup sehat seperti rutin berolahraga serta menghindari diri konsumsi rokok dan alkohol. Namun jika Anda merasa memerlukan asupan vitamin, konsultasikan kepada dokter untuk mendapatkan solusi terbaik.
Up untuk web ini sangat bagus dan membantu banget.
ReplyDelete