Duka mendalam kembali dirasakan Indonesia ketika terjadi gempa Lombok pada Minggu (5/8). Gempa yang memiliki kekuatan guncangan 7 skala richter itu sempat dikhawatirkan berpotensi mengakibatkan tsunami. Gempa ini juga memporak-porandakan sejumlah bangunan di Lombok serta menelan puluhan korban jiwa dan ratusan korban mengalami luka.
Skala gempa pada Minggu (5/8) lebih besar daripada gempa yang sebelumnya terjadi pada 29 Juli yakni 6,4 skala richter. Lombok Utara menjadi wilayah paling parah terkena dampak gempa tersebut. Pasalnya, Lombok Utara menjadi lokasi pusat gempa yang terjadi pada malam hari itu. Hingga Senin (6/8) pagi WIB, tercatat sudah ada 132 gempa susulan.
Seperti dilansir Liputan6.com, total saat ini korban meninggal sampai Senin (6/8) malam menjadi 98 korban. Totalnya, Korban jiwa paling banyak ada di Lombok Utara yakni 72 orang. Sementara, 16 orang meninggal di Lombok Barat, 2 orang di Lombok Tengah, 4 orang di Mataram, 2 orang di Lombok Timur, dan 2 orang dari Bali. Semua korban jiwa itu adalah warga Indonesia.
Sementara itu, korban luka berat gempa Lombok tercatat mencapai 236 orang. Sedangkan, jumlah total pengungsi diperkiran mencapai 200 ribu orang. Ratusan rumah warga juga dikabarkan mengalami kerusakan.
Jangan sepelekan luka kecil
Selain 236 orang yang mengalami luka berat akibat gempa tersebut, sebagian korban lainnya dipastikan mengalami luka kecil. Meskipun demikian, warga yang mengalami luka kecil, diimbau untuk tidak menyepelekan kondisi tersebut.
Biasanya, ada tiga jenis luka kecil ketika ada bencana alam seperti gempa tersebut:
1. Luka lecet
Menurut dr. Melyarna Putri dari KlikDkokter, luka lecet adalah luka dangkal yang menimbulkan pendarahan dan kerusakan di ujung saraf kulit. Walaupun dangkal, sifatnya yang perih tentu bisa sangat mengganggu.
Jika Anda terkena luka lecet, hal pertama yang harus dilakukan adalah membersihkan luka itu dengan air. Setelah bersih, segera berikan cairan antiseptik pada luka tersebut agar tidak terjadi infeksi. Jika takut semakin perih, hindari antiseptik yang ada alkoholnya.
Lalu, biarkan luka itu terbuka agar cepat sembuh. Kuncinya, luka tersebut jangan sampai terkena kotoran. Jika ingin menutupnya, gunakan perban yang halus dan gantilah dua hari sekali.
2. Luka kecil tapi terbuka
Luka terbuka ditandai dengan darah yang biasanya keluar. Menurut dr. Sepriani Timurtini Limbong dari KlikDokter, hal yang harus segera dilakukan adalah menutup luka tersebut dengan kain sambil ditekan. Cara ini dilakukan agar aliran darah melambat dan akhirnya berhenti.
Lalu, bersihkan luka dengan cairan antiseptik dan tutup dengan perban halus. Luka terbuka lebih rentan terhadap debu dan kotoran. Sehingga jika luka tidak ditutup bisa lama penyembuhannya.
3. Luka akibat benda asing
Biasanya gempa mengakibatkan kerusakan dan ada puing-puing berjatuhan di jalanan. Itu juga rentan membuat Anda luka karena tertancap pecahan kaca atau tergores bahan material dari puing-puing tersebut.
Jangan didiamkan saja, tapi juga jangan mencabutnya sendiri. Mintalah bantuan dari orang lain untuk membawa Anda ke tempat yang lebih aman terlebih dahulu. Lalu, Anda bisa meminta bantuan orang lain atau petugas medis untuk mencabutnya. Benda asing apalagi kaca atau logam, jika tidak segera dicabut, itu akan menyebabkan tetanus akibat masuknya bakteri ke dalam tubuh melalui benda asing.
Ada beragam risiko gangguan kesehatan yang berawal dari luka. Jika Anda mengalami luka akibat bencana alam seperti gempa, usahakan jangan panik. Kuncinya, harus tetap tenang. Jika memungkinkan, lakukan pertolongan pertama, baik kepada diri Anda atau kepada orang lain. Setelah itu segera temui petugas medis yang bertugas di lokasi tersebut agar Anda segera mendapatkan penanganan yang tepat.
Up untuk web ini sangat bagus dan sangat membantu.
ReplyDelete