Saturday, 25 August 2018

Tips Menangani Kecelakaan Kecil di Pesawat


Bepergian dengan pesawat memang merupakan pengalaman yang menyenangkan. Namun, Anda juga bisa mengalami hal-hal yang tak terduga selama di udara. Misalnya kecelakaan kecil seperti asma, tersedak, hingga hilangnya kesadaran.

Saat Anda berada di ketinggian ribuan kaki di atas daratan, tak banyak pilihan yang dapat dilakukan sebagai bentuk pertolongan pertama selain dengan menggunakan alat-alat bantu yang tersedia.

Namun, jangan khawatir. Prosedur penerbangan sudah didesain sedemikian rupa agar dapat mengantisipasi kejadian-kejadian tidak terduga selama di udara.

Pertolongan pertama di ketinggian

Tentunya Anda telah mengetahui, menjadi awak kabin pesawat terbang bukanlah sesuatu yang mudah. Pramugari, pilot, dan awak kabin lainnya telah menjalani pelatihan dan serangkaian tes yang disusun khusus untuk memastikan keamanan dan kenyamanan penumpang selama penerbangan.

Rangkaian pelatihan dan tes ini bertujuan untuk mempersiapkan awak kabin dalam menghadapi kondisi-kondisi medis, seperti kecelakaan kecil hingga kegawatdaruratan yang membutuhkan pertolongan segera.

Tak hanya itu, peraturan penerbangan dunia mewajibkan setiap maskapai untuk melengkapi setiap unit pesawat terbangnya dengan paket pertolongan pertama dengan spesifikasi khusus. Tentunya, paket terserbut masih dapat ditangani menurut kompetensi awak kabin.

Selain alat pertolongan pertama sederhana seperti untuk menangani luka ringan dan obat-obatan sederhana, paket ini juga harus memiliki alat yang lebih kompleks di antaranya perlengkapan pemasangan jalur infus, kateter, dan alat buka jalur pernapasan. Obat-obatan darurat meliputi cairan infus, obat kejang, dan obat bius juga harus tersedia.

Apa yang dapat dilakukan

Saat Anda atau keluarga mengalami kondisi medis di pesawat, langkah pertama yang paling baik adalah tidak panik dan mengidentifikasi apakah situasi yang dialami dapat ditangani secara mandiri. Jika Anda ragu atau tidak mampu, segera hubungi awak kabin untuk melaporkan kondisi tersebut.

Berikut beberapa kondisi medis yang dapat terjadi di pesawat dan bagaimana pertolongan pertama untuk mengatasinya:

1. Tersedak
  • Kenali gejala tersedak: pasien kesulitan bernapas dan berbicara, biasanya menunjuk pada leher atau dada, wajah terlihat sesak dan tersumbat, kemungkinan bibir kebiruan hingga tidak sadarkan diri.
  • Tanyakan pasien apakah ia tersedak dan instruksikan untuk batuk.
  • Jika pasien tidak mampu mengeluarkan objek penyebab tersedak sendiri, bantu dengan menepuk bagian punggung di antara kedua tulang belikat sebanyak 5 kali dengan kekuatan sedang.
  • Untuk pasien anak dan dewasa, berdirikan pasien menghadap permukaan datar seperti pintu pesawat dan lakukan Heimlich maneuver. Caranya, peluk pasien dari belakang dan beri tekanan menghentak pada bagian tengah tulang dadanya, ulangi 2-3 kali.
  • Untuk pasien bayi, tengkurapkan pasien di pangkuan Anda dan tepuk-tepuk punggungnya. Jika belum berhasil, baringkan telentang di pangkuan atau permukaan datar, lalu beri tekanan menghentak pada dada pasien sebanyak 5 kali dengan kekuatan ringan.
  • Jika pasien tidak sadarkan diri, segera periksa dan bebaskan jalan napas, lalu lakukan prosedur bantuan hidup dasar.
  • Informasikan awak kabin untuk membantu mempersiapkan pertolongan medis di darat saat pesawat telah mendarat.
2. Mimisan
  • Identifikasi penyebab mimisan, apakah pasien memiliki risiko penyakit tertentu yang dapat menyebabkan mimisan seperti tekanan darah tinggi, atau riwayat trauma tumpul seperti benturan benda keras ke area hidung.
  • Condongkan tubuh ke depan, lepas atau longgarkan pakaian yang mungkin terlalu ketat di area leher dan dada.
  • Buka ventilasi udara di kompartemen atas kursi (di atas kepala Anda).
  • Siapkan tisu atau kasa bersih untuk menampung darah yang mengalir, instruksikan pasien untuk bernapas lewat mulut sambil menekan cuping hidung selama setidaknya 10 menit.
  • Cek apakah mimisan sudah berhenti setelah 10 menit, ulangi jika belum.
  • Hindari mendongakkan kepala ke belakang dan menyisih hidung untuk mencegah bekuan darah terlepas dan mimisan kembali mengalir.
3. Serangan asma
  • Hal yang utama jika bepergian dengan asma adalah, memastikan bepergian saat tubuh sedang dalam kondisi sehat dan selalu membawa obat-obatan pribadi di tas yang mudah dijangkau.
  • Jangan panik dan tenangkan diri/pasien untuk mencegah penyempitan saluran napas memburuk akibat stres.
  • Dudukkan pasien dan instruksikan untuk mencondongkan tubuh sedikit ke depan untuk memastikan udara tersalurkan dengan baik.
  • Segera berikan obat-obatan pribadi pasien sesuai dosis dan anjuran reguler yang dimiliki.
  • Jika diperlukan, minta awak kabin untuk menyiapkan oksigen dan alirkan dengan kecepatan 4 liter/menit pada pasien.
  • Jika kondisi memburuk, informasikan awak kabin untuk membantu mempersiapkan pertolongan medis di darat saat pesawat telah mendarat.
Berbagai hal, termasuk kecelakaan kecil seperti di atas, dapat terjadi selama penerbangan sehingga menyebabkan ketidaknyamanan. Pastikan tubuh berada dalam kondisi sehat dan layak terbang sebelum bepergian. Jangan lupa untuk membawa obat-obatan pribadi, terutama jika Anda memiliki riwayat penyakit yang dapat mengganggu aktivitas selama bepergian.

1 comment:

  1. Up untuk web ini sangat bagus dan membantu banget.

    ReplyDelete