Saturday, 25 August 2018

Orang Tua Harus Waspada, Ada Bahaya di Taman Bermain Anak


Bagi sebagian orang tua, membiarkan anak bermain di taman bermain merupakan cara terbaik agar anak aktif bergerak. Selain itu juga bisa menyokong tumbuh kembangnya, dan senang bisa bersosialisasi dengan anak-anak lain seusianya. Meski demikian, Anda sebagai orang tua tetap perlu waspada dengan bahaya tersembunyi yang mengintai anak saat ia menghabiskan waktunya di taman bermain.

Harus diakui, taman bermain di kota-kota besar saat ini jauh lebih bagus. Sudah ada sejumlah wahana permainan yang dibangun dengan memperhatikan keamanan dan keselamatan untuk anak. Namun, jika orang tua tidak memperhatikan dengan saksama cara anak bermain, bisa jadi anak akan mengalami hal yang bisa membahayakan fisiknya.

Memang, tidak ada cara untuk memastikan anak melalui masa bermainnya tanpa cedera. Tapi semakin baik langkah pencegahan yang dilakukan, maka risiko anak mengalami cedera pun makin bisa diminimalkan.

Dikutip dari laman Romper, berikut ini adalah beberapa bahaya yang mungkin terjadi ketika anak-anak sedang berada di taman bermain:

1. Terjatuh

Menurut Children's Safety Network, terjatuh dianggap lumrah saat anak sedang bermain di taman bermain. Dilaporkan sebanyak 75 persen cedera yang dialami anak terjadi di taman bermain, yang penyebab utamanya adalah karena terjatuh.

Faktanya, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), terjatuh adalah penyebab utama cedera non fatal untuk semua anak usia 0-19 tahun. Sekitar 8.000 anak dirawat di ruang gawat darurat di Amerika Serikat untuk cedera akibat terjatuh setiap hari.

Jatuh saat bermain di taman bermain berpotensi berbahaya. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Universitas Calgary, Kanada, menemukan bahwa sebagian besar taman bermain yang menyebabkan cedera terjadi pada alat bermain yang membutuhkan kekuatan tubuh bagian atas seperti trek untuk anak menyeberang dengan bergelantungan dan perosotan, yang berarti anak bisa jatuh dari ketinggian. Jadi, awasilah anak ketika ia tengah memanjat, dan pastikan mereka tidak melebih-lebihkan kekuatan lengan karena ini bisa menjadi sangat berbahaya.

2. Terluka dan tergores

International Association of Certified Home Inspectors menyarankan Anda untuk memeriksa apakah di taman bermain tempat anak-anak biasa bermain mempunyai benda-benda yang menonjol dengan ujung-ujung yang tajam, khususnya pada taman bermain yang belum rampung pengerjaannya. Pasalnya, kalau anak Anda tidak sengaja memegangnya atau menginjaknya, ini akan menyebabkan luka gores.

3. Cedera parah

Ayunan bertanggung jawab untuk sebagian besar cedera di taman bermain di lingkungan rumah. Menurut CDC, 147 anak-anak berusia di bawah 14 tahun meninggal dunia akibat cedera yang dialami saat bermain ayunan pada tahun 1990-2000. Sedihnya lagi, 70 persen dari kasus ini terjadi di taman bermain rumah.

4. Patah kaki

Sebuah studi pada 2017 yang dilakukan American Academy of Pediatrics menemukan bahwa lebih dari 350.000 anak di bawah usia 6 tahun pada 2002-2015 mengalami patah kaki di taman bermain. Persentase cedera tertinggi terjadi pada balita usia 12-23 bulan. Cedera ini terjadi mayoritas karena bermain perosotan.

5. Gegar otak

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal “Pediatrics” yang dilakukan oleh CDC menemukan bahwa gegar otak karena peralatan bermain meningkat di antara anak-anak usia 14 tahun ke bawah. Ini disebabkan karena kedua dua alat mainan, yakni ayunan dan arena anak bergelantung.

Membawa anak ke taman bermain memang bisa menjadi aktivitas menyenangkan baik untuk anak maupun orang tua, tapi tetap saja orang tua harus memperhatikan keamanan dengan saksama saat ia asyik bermain mencoba semua alat permainan. Ingat, saat menemani anak bermain di taman bermain, orang tua jangan asyik dengan smartphone-nya dan melepaskan pandangan dari anak! Ini semua penting sehingga anak tidak mengalami cedera yang tak diinginkan.

1 comment:

  1. Up untuk web ini sangat bagus dan membantu banget.

    ReplyDelete